Sabtu, 02 November 2013

Mengelola Risiko Usaha



Tugas Softskill

Asuransi dan Manajemen Risiko



gundar


















Mengelola Risiko Usaha



Oleh:

Galuh Adhitia Putra - 53211000 - (3DF01)















Universitas Gunadarma

Depok

2013








Mengelola Risiko Usaha



Secara sederhana, risiko usaha dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya penyimpangan hasil usaha dari yang diharapkan, atau kemungkinan terjadinya kerugian usaha. Di dalam prakteknya risiko tersebut tidak dapat dihilangkan, pelaku usaha hanya bisa menghindari, menghadapi, memindahkan atau mengurangi risiko tersebut. 

Menghindari berarti tidak melakukan usaha tersebut. Menghadapi berarti bersedia menanggung kerugian yang mungkin akan terjadi/dialami. Memindahkan berarti meminta pihak lain (asuransi misalnya) untuk menanggung risiko yang akan terjadi, dan mengurangi risiko berarti pelaku usaha melakukan berbagai hal untuk mengurangi/memperkecil risiko kerugian yang akan terjadi.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, menurut Dr. Aris Budi Setyawan SE., MM setiap usaha memiliki risiko, mulai dari saat persiapan hingga usaha tersebut sudah berjalan. Pada saat persiapan, banyak risiko sudah menanti, seperti : 

·         Risiko karena salah memilih jenis usaha yang akan dijalankan

·         Risiko karena salah memilih lokasi usaha

·         Risiko karena salah membuat anggaran

·         Risiko karena salah memilih rekanan

·         Risiko karena salah memilih waktu pembukaan usaha

·         Dan masih banyak lagi

Bila risiko-risko saat persiapan tersebut terjadi, maka berbagai kerugian sudah menanti, seperti sepinya pengunjung, membengkaknya biaya, konflik dengan rekan kerja, dan sebagainya.

Disamping itu, banyak risiko juga sudah menanti saat usaha mulai berjalan, di bagian produksi beberapa risiko yang bisa terjadi adalah :

·         Risiko langkanya bahan baku

·         Risiko kenaikan harga bahan baku

·         Risko salah dan keterlambatan kedatangan pesanan bahan baku

·         Risiko kerusakan mesin

·         Risiko listrik atau telepon mati

·         Risiko kesalahan proses produksi, dll

Berbagai macam risiko dibagian produksi tersebut dapat mengakibatkan biaya produksi menjadi naik, sehingga mengurangi daya saing produk. Dampak merugikan lainnya adalah keterlambatan atau terganggunya proses produksi, sehingga mengecewakan konsumen, dan seterusnya.
 

Tidak hanya dibagian produksi, setelah usaha berjalan, bagian pemasaran juga dihadapkan dengan berbagai macam risiko, seperti :

·         Risiko dari adanya persaingan

·         Risiko naik turunnya daya beli masyarakat

·         Risiko berubahnya selera konsumen (tren yang berubah)

·         Risiko kenaikan nilai tukar

·         Risiko karena menjual secara kredit, dll

Berbagai macam risiko pemasaran tersebut dapat menimbulkan kerugian usaha yang diakibatkan dari tidak lancarnya, macetnya cicilan penjualan kredit yang diberikan, pembajakan produk, menurunnya permintaan konsumen karena menurunnya daya beli, usang atau kedaluwarsanya model produk yang dipasarkan, dan setrusnya.

Dalam prakteknya, setelah usaha berjalan, tidak hanya bagian produksi dan bagian pemasaran saja yang memiliki risiko, hampir setiap bagian dihadapkan pada berbagai macam risiko, bagian SDM juga memiliki risiko, seperti tidak hadirnya karyawan, berpindahnya karyawan kunci ke perusahaan pesaing, demo yang dilakukan karyawan, sakitnya karyawan, dan sejenisnya. Secara umum risiko tersebut akan mengakibatkan terganggunya proses produksi, proses pemasaran, dan proses dalam sebuah usaha lainnya. 

Demikian pula bagian keuangan, juga harus memperhatikan risiko adanya tindakan kecurangan, kekurangan modal, kesalahan pencatatan, dll. Berbagai risiko di bagian keuangan ini akan berdampak pada berkurangnya keuntungan, tidak sehatnya usaha, hingga terganggunya bagian lain.

Secara umum, risiko yang telah dijelaskan tersebut sebagian besar berasal dari dalam usaha itu sendiri (kecuali beberapa risiko seperti kurs, turunnya daya beli konsumen, dll). Namun demikian, masih ada beberapa risiko dari luar perusahaan yang patut diwaspadai, seperti :

·         Risiko karena perubahan peraturan pemerintah, seperti penataan jalur hijau, berkaitan dengan pajak usaha, maupun ijin-ijin usaha lainnya

·         Risiko adanya bencana alam, yang seringkali tidak terduga

·         Risiko perkembangan teknologi yang begitu cepat, sehingga tekologi yang ada menjadi cepat usang atau tertinggal

·         Reaksi masyarakat yang bisa muncul tiba-tiba, hanya karena sebuah isu

·         Pemberitaan media masa, dll

Dengan semua penjelasan tersebut di atas akhirnya dapat dipahami, bahwa setiap usaha memang tidak dapat terlepas dari adanya risiko usaha, dan sekalai lagi yang dapat dilakukan hanya mengelola sebaik mungkin risiko tersebut, sehingga dampak kerugiannya dapat ditekan.

Selanjutnya, bagaimana cara mengelola risiko-risko tersebut ? Secara ringkas, inilah lima langkah dasar untuk mengelola risko tersebut :

1.       Identifikasi (buat daftar ) setiap risiko yang bisa terjadi

2.       Lakukan analisis dan rangking atau urutkan sesuai dengan besarnya dampak kerugian yang akan ditimbulkannya

3.       Tentukan upaya-upaya untuk mengatasinya, sesuai dengan urutan yang ada

4.       Lakukan upaya tersebut, sesuai pilihan skenario ya
ng telah dibuat

5.       Lakukan evaluasi

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

Pertama, setiap pelaku usaha pasti akan menghadapi berbagai macam risiko yang apabila tidak dikelola dengan baik risiko tersebut, maka bisa mengakibatkan kerugian.

Kedua, secara umum, pelaku usaha seringkali tidak bisa menghilangkan risiko kerugian yang akan terjadi, yang dapat dilakukan hanya mengurangi risiko tersebut, dengan berbagai upaya atau peengelolaan risiko yang ada.

Dengan penjelasan yang sederhana, kelima langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, pelaku usaha perlu mengidentifikasi dan membuat daftar risiko apa saya yang akan dihadapi dan bisa merugikan usahanya. Sebagai contoh sebuah usaha SEPATU, dapat membuat daftar resiko usaha sebagai berikut :

a.       Risiko bahan baku (kulit) yang tidak selalu tersedia

b.      Risiko karena selera konsumen yang selalu berubah

c.       Risiko kenaikan harga bahan baku lainnya, dan seterusnya

Yang perlu dipahami dalam tahap ini adalah, bahwa setiap pelaku usaha memiliki risiko yang bisa saja sama dengan usaha yang lain (risiko kenaikan harga misalnya), namun juga bisa berbeda antara satu jenis usaha dengan jenis usaha lainnya. Sebagai contoh jenis risko yang dihadapai usaha SEPATU akan berbeda dengan risiko usaha dari usaha BAKSO.

Kedua, Menganalisis dan mengurutkan risiko-risiko dalam dalam daftar yang sudah dibuat tersebut, mulai dari yang paling penting (karena paling berbahaya atau karena potensi ruginya paling besar) sampai jenis risiko yang tidak terlalu penting. Sebagai contoh, bagi pengusa sepatu di atas, perubahan selera konsumen adalah risiko yang paling harus diperhatikan, baru menyusul risiko karena sulitnya bahan baku dan seterusnya.

Yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah, bahwa risiko yang penting bagi seorang pengusaha belum tentu penting juga untuk pengusaha yang sama. Sebagai contoh di atas, bagi seorang pengusaha sepatu yang sangat kreatif, perubahan selera konsumen bukanlah masalah baginya, justru kelangkaan bahan baku yang perlu harus diwaspadai.

Ketiga, setelah tau mana risiko yang prioritas dan mana risiko yang kurang prioritas, maka langkah selanjutnya adalah memutuskan dan menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi risiko tersebut. Dalam contoh di atas, risiko karena adanya perubahan selera konsumen harus di atas dengan diversifikasi dan ide-ide kreatif untuk produk sepatu yang diproduksi, kesulitan bahan baku diatasi dengan memperbanyak jsumber pemasok, dan persediaan yang cukup dan setrusnya.

Beberapa tip yang dapat dilakukan adalah :

1.       Kalau risiko tersebut sering terjadi dan bila terjadi dampaknya besar, lebih baik hindari saja melakukan usaha tersebut, karena potensi ruginya menjadi sangat besar. Misalnya bila suatu usaha terletak di daerah yang sering terjadi gempa bumi. Jangan berusaha di tempat tersebut.

2.       Kalau risiko tersebut jarang terjadi namun sekali terjadi dampaknya besar, lebih baik diasuransikan. Misalnya adanya pencurian.

3.       Kalau risiko tersebut sering terjadi namun dampaknya kecil, lakukan langkah pencegahan saja. Misalnya terjadinya hujan ditengah-tengan jam operasional usaha

4.       Kalau risiko tersebut jarang terjadi dan dampaknya juga kecil, hadapi saja risiko tersebut. Kehabisan persediaan plastik pembungkus misalnya.

Keempat, lakukan apa yang sudah direncanakan dan dipilih untuk mengatasi berbagai risiko yang ada tersebut. Percuma saja, ketiga langkah di atas sudah baik dan tepat namun tidak dilaksanakan. Bila ini terjadi maka potensi mengalami kerugian tetap akan terjadi.

Kelima, bila sudah dilaksanakan berbagai upaya untuk mengelola dan mengurangi risiko usaha, maka evaluasi harus selalu dilakukan untuk melihat dan mengetahui apakah pilihan upaya untuk mengatasi berbagai risiko yang ada sudah efektif belum. Benarkah potensi kerugian sudah bisa dikurangi, masih tetap saja, atau bahkan malah menjadi semakin besar ? Sebagai contoh, benarkah diversifikasi produk dan memunculkan ide-ide kreatif mampu menurunkan risiko karena perubahan selera konsumen ?

Bila risiko kerugian mulai berkurang berarti tindakan yang dipilih pada langklah ketiga tadi sudah tepat, perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Bila risiko kerugian masih sama saja, maka tindakan mungkin perlu dirubah dengan cara pengelolaan risko yang lain atau dikombinasikan dengan yang lain. Bila risiko kerugian malah menjadi semakin besar, maka pilihan tindakan yang diambil kurang tepat, atau muncul risko baru yang menyebabkan potensi kerugian justru semakin besar.

Langkah berikutnya adalah kembali lagi langkah pertama, membuat daftar baru risiko usaha. Mengapa harus membuat daftar baru rissiko secara rutin ? Karena, bisa saja dengan pengelolaan risiko sebelumnya, jumlah risiko usaha menjadi berkurang, masih tetap sama, atau bahkan menjadi lebih banyak. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi. Perubahan lingkungan usaha, baik dalam perusahaan sendidir, lingkungan sekitar dan lingkungan yang lebih luas sangat mempengaruhi banyak sedikitnya, besar kecilnya, berbahaya tidaknya risiko usaha yang akan dihadapi oleh setiap pelaku usaha.

Demikianlah, para pelaku usaha sekalian, sekilas mengenai risiko usaha dan cara mengelolanya. Sekali lagi risiko usaha tidak bisa dihilangkan sama sekalai, yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi dan memperkecil risiko usaha tersebut. Semoga berhasil. Disarikan dari berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar